Jumat, 25 Maret 2016

MENGENAL RINI SUGIANTO ANIMATOR INDONESIA

RINI SUGIANTO


Rini Sugianto wanita kelahiran 3 Januari 1980 asal Lampung ini adalah anak bungsu dari dua bersaudara yang dibesarkan di kota Bandar Lampung. . Lahir dari keluarga pengusaha,  Di masa kecil dirinya kurang menyukai dunia gambar atau melukis, tetapi gemar sekali membaca komik. Dan semenjak kecil dirinya ternyata sudah mengidolai salah satu karakter fiksi dari komik, tokoh jurnalis berjambul khas dengan teman anjingnya benama Snowy. Ya benar, dialah karakter komik yang cukup terkenal yaitu Tintin. Dan kelak akan menjadi tokoh film animasi pertama yang digarapnya.
Semasa SMA ia bersekolah di SMA Regina Pacis Bogor. Lantas melanjutkan kuliah dengan mengambil Jurusan Arsitektur di Universitas Parahyangan Bandung. Setelah lulus sarjana dirinya bekerja di bidang architecture yang mengharuskannya belajar animasi 3D untuk bahan presentasi. Disinilah awal mula ia berkenalan dengan dunia animasi yang sesungguhnya itu. Pada akhirnya dirinya memilih untuk lanjutkan studi di Academy of Art University di San Fransisco,USA untuk mendalami benar jurusan animasi. pada tahun 2001, Rini sempat bekerja menjadi arsitek 1 tahun. Disinilah yang mengharuskan rini belajar mengenai 3D. Pada tahun 2002, ia memutuskan menggeser haluan profesinya. Ia memutuskan berangkat ke Amerika dan kuliah S2 di Academy of Art University,San Fransisco,USA, meski dalam hati sempat ia ragu, apakah sanggup melakoni peran sebagai animator, karena sama sekali tidak memiliki pengalaman tentang dunia digital itu. Namun setelah beberapa waktu mendalami, Rini pun mengaku jatuh cinta pada salah satu ilmu kreatif visual tersebut.
Jalan tak begitu mulus bagi wanita yang tumbuh di jakarta ini. Begitu lulus, ia sempat kesulitan mendapatkan pekerjaan. Namun kemudian ia mendapat kesempatan magang di sebuah perusahaan desain di san fransisco.tapi ternyata dia hanya menjadi tukang beli kopi dan tukang fotokopi.
Namun rini tak patah semangat. Ia menjalani masa sulit itu selama 6 bulan. Ia pun mengirim portopolio ke berbagai perusahaan. Untungnya, salah satu gurunya mendengar informasi adanya lowongan magang di perusahaan pembuat game neverwinter nights di stormfont studio. Dan rini pun magang di studio ini selama satu tahun, pada 2005-2006.
Setelah itu,ia pindah ke Ofset Software selama setahun. Pada tahun 2007 ia pun kembali pindah ke Blur Studio. Di sini ia bekerja sebagai animator serta supervisor animator dan melahirkan beberapa game sinematik, yaitu Dante’s interno dan Halo Wars.
Animasi bagi dirinya adalah sesuatu yang amat menarik mulai dari proses hingga sampailah pada hasil akhir. Menurutnya, animasi itu very detail oriented, fleksibel dan hard work, tetapi ketika melihat hasil pekerjaannya serta melihat karakter yang kita animasi jadi hidup, it’s all worth it. Betapa Rini bersyukur karena memiliki orang tua yang selalu mendukung dan mensupport setiap cita-cita dan keinginan dirinya. Dukungan yang diberikan atas dasar kepercayaan sewaktu sekolah, kuliah dan memilih pekerjaan di bidang animasi yang saat itu masih begitu asing di telinga bahkan kedua orang tuanya pun tak tahu sama sekali animasi itu apa. Tentu pada awalnya orang tua Rini pasti ragu dengan apa yang dikerjakan anaknya tersebut karena belum lazim sebagai pekerjaan dalam pandangan awam masyarakat Indonesia. Yang pasti pada akhirnya mereka hanya percaya dan sepenuhnya yakin kalau pilihan Rini itu memang akan membuat dirinya bahagia. Salah satu bentuk dukungan itu dibuktikan dengan pemberian biaya sekolah sampai melamar pekerjaan. 
Pada 2010, WETA digital tengah mencari animator untuk film the adventur of tintin :secret of the unicorn. Rini pun iseng kirim portopolio dan kemudian mereka pun tertarik dengan portopolio rini. WETA Digital adalah sebuah perusahaan milik Peter Jackson yang ketika itu sedang menangani film yang disutradarai Stephen Spielberg. Dan sejak Agustus 2010 Rini resmi bergabung dengan Weta Digital di Selandia Baru untuk menggarap proyek Tintin. Walau dia harus pindah ke Selandia Baru, dia pun tak bisa menolak, apalagi tintin merupakan karakter fiksi yang sangat ia sukai dari kecil.Dalam film "The Adventures of Tintin," Rini bertindak sebagai animator dengan andil paling besar. Ia mengerjakan 70 shot.
Petualangan Tintin (The adventure of Tintin atau Les aventures de Tintin) , merupakan serial buku komik yang ditulis oleh seorang artist dari Belgia, George Remi (1907–1983), yang menggunakan nama alias Hergé dalam tulisannya. Di abad ke-20, serial buku komik Tintin adalah komik yang terpopuler di Eropa. Buku komik Tintin telah diterjemahkan dan dipublikasikan lebih dari 50 bahasa dan lebih dari 200 juta buku telah terjual.
Buku petualangan Tintin pertama kali terbit tanggal 10 January 1929 dalam bahasa Perancis, sebagai kolom bacaan anak-anak, Le Petit Vingtième di Koran Belgia Le XXe Siècle, dan kemudian dimuat di koran yang terkemuka di Belgia – Le Soir. Keberhasilan serial Tintin kemudian berlanjut dengan terbitnya majalah Tintin, yang juga populer di Indonesia.
Film 3Dnya Tintin, The adventure of Tintin yang disutradarai oleh Steven Spielberg dan ditulis narasinya oleh Steven Moffat, Edgar Wright dan Joe Cornish sebetulnya berdasarkan tiga komik Tintin dulu: The Crab with the Golden Claws, The Secret of the Unicorn dan Red Rackham`s Treasure. Produser film Tintin adalah Peter Jackson yang juga terkenal dengan produksi filmnya The Lord of the Rings. Dia juga pemilik perusahaan Weta Digital yang berbasis di New Zealand, dan perusahaannya inilah yang merecruit dan menjalankan semua proses animasi film Tintin. Salah satu animator yang berhasil direcruit oleh Weta adalah Rini Sugianto asal dari Indonesia. Walaupun begitu, Rini mengaku belum pernah bertemu langsung dengan Steven Spielberg. “Seminggu sekali, ada director review lewat video conference. Jadi melihatnya hanya dari video aja,” tambah Rini. Menggarap film yang memiliki tokoh terkenal seperti Tintin memiliki tantangan tersendiri. “Yang paling besar, adalah karena komiknya itu udah terkenal. Jadi orang-orang sudah familiar sama karakternya. Kita nggak bisa sembarangan mengubah ceritanya atau mengubah terlalu jauh dari aslinya,” tambah Rini. Tapi, untuk beberapa tahun pertama, mereka hanya mengerjakan ceritanya. Fokusnya adalah untuk mengerjakan storyboard sampai solid,” kata Rini. Ternyata tidak hanya Rini sendiri yang bekerja di Weta Digital. Masih ada beberapa orang Indonesia yang dengan kerja keras berhasil bekerja di perusahaan tersebut. “Saya enggak tau pastinya berapa banyak di New Zealand, tapi kalau di Weta, saya sendiri di animation departement. Tapi ada juga orang Indonesia di departement lain seperti rotoscopefx, dan pipeline,” jelasnya.

Rini juga menggarap film Avengers: Age of Ultron yang baru-baru ini menempati tangga box office, lalu ada Teenage Mutant Ninja, Turtles, Iron Man 3, Hunger Games: Cacthing Fire, Hobbit 1 dan 2. Yang teranyar, proyek yang digarap oleh Rini adalah sekuel dari film komedi dewasa terlaris Ted. Dimana film dengan karakter Ted si beruang yang bisa bicara ini salah satu animator yang turut serta ambil bagian menggarapnya termasuk Rini Sugianto di dalamnya. Dan film Ted 2 ini akan semakin menambah porto folio yang dimilikinya sebagai seorang animator. Semakin mengukuhkan pula sosok wanita cantik Indonesia ini dalam jajaran sineas kelas dunia. Keinginan terdalam dari hatinya untuk terus berkarya dalam pembuatan film sebanyak-banyaknya. Serta bisa menembus ke dua perusahaan animasi terkenal Pixar atau Dream Works yang kualitas animasinya tak perlu diragukan lagi. Penggarapan film "The Adventures of Tintin" ini juga memakan waktu yang tidak sebentar. “Animasinya sendiri, full production-nya mungkin sekitar setahun setengah. Tapi proyeknya sendiri sudah mulai sekitar empat tahun lalu. Tapi, untuk beberapa tahun pertama, mereka hanya mengerjakan ceritanya. Fokusnya adalah untuk mengerjakan storyboard sampai solid,” kata Rini.

Menjadi seorang animator menurut Rini memiliki banyak tantangan dan kesabaran. Karena untuk mengerjakan sebuah film animasi diperlukan waktu yang tidak sedikit. Tergantung dengan seberapa besarnya project tersebut. Untuk digital production sendiri mungkin dibutuhkan waktu sekitar 1 tahun. Beruntung, Rini termasuk orang yang tidak gampang menyerah. Dunia animasi menuntut tingkat ketelitian yang tinggi dan memberi kepuasan tersendiri jika film tersebut mendapat perhatian banyak dari masyarakat. Terlebih ketika melihat namanya di credit tittle. Saat ini, Rini juga tengah sibuk mengembangkan sebuah sekolah animasi online yang dinamakannya Flash Frame Workshop (FFW). Sekolah ini dimulai tahun 2013 yang ditujukan pada murid-murid dari Indonesia. Kelasnya terbuka untuk semua level. Saat ini FFW mempunyai kelas di 3 bidang yaitu modellingrigging, dan animasi. Tapi kelas yang difokuskan memang kelas animasinya. Murid-muridnya bisa mengikuti melalui online class. Jadi tidak lagi terbatas dengan lokasi. Yang membanggakan, beberapa murid FFW kini sudah bekerja di bidang animasi.

Di kelas awal, mulai dari kelas beginner, diajarkan membuat bouncing ball, pendulum, dan lain-lain. Di kelas intermediate, mereka belajar tentang ‘weight’. Di kelas advanced, barulah mereka mulai belajaracting. Sekolah ini didirikan Rini karena banyaknya e-mail yang diterimanya dari teman-teman dan pelajar Indonesia yang tertarik dengan animasi dan mau belajar animasi. Dari situlah Rini berpikir, daripada menjawab satu persatu, lebih baik digabungkan saja. Rini berharap langkahnya ini dapat memberikan warna bagi dunia animasi Indonesia.

Kembali bicara mengenai perkembangan dunia animasi, Rini akui saat ini persaingan di dunia animasi kian ketat karena makin banyak animator muda lulusan sekolah animasi bagus bermunculan. Sayangnya, hukum Request and Demand tetap berlaku untuk industri ini karena jumlah perusahaan yang membutuhkan kemampuan mereka belum terlalu banyak.
Namun, pendiri dari platform tutorial animasi online bernama Flash Frame itu memberi pesan kepada para animator muda untuk jangan putus asa karena masa depan industri ini masih terbuka lebar. Asalkan mau tetap semangat dan terus menciptakan demo reel yang bagus, Rini yakini jalan itu pasti ada.

Untuk membantu para animator junior yang tengah meniti karier, Rini katakan dirinya aktif menjadi pembicara maupun mengajar dalam sebuah seminar maupun workshop animasi. Sehubungan hal ini, dalam waktu dekat, Rini juga akan menjadi menjadi salah satu pengisi workshop ekslusif dalam acara FILMARES 2014 yang berlangsung 26 – 28 November 2014. Acara yang juga didukung MUVIBLAST sebagai media partner ini adalah debut pameran akbar yang mempertemukan para pelaku belakang layar industri perfilman dengan para pemasok kebutuhan jasa atau produk, yang berhubungan dengan proses produksi sebuah film.
Ke depan, Rini juga berharap agar kualitas animasi di Indonesia semakin meningkat agar tidak kalah dengan negara lain. Banyak sudah rencana yang dibuatnya, bakan tidak menutup kemungkinan jika kemudian hari dirinya mampu memberikan beasiswa kepada mereka yang kurang mampu namun memiliki bakat dan prestasi luar biasa di dunia animasi. Meski tinggal di Amerika, Rini memang tetap memantau perkembangan dunia animasi di tanah air. Walau ia tidak tahu banyak mengenai industri kreatif di Indonesia, tapi dari yang bisa ia lihat, industri ini sekarang sedang berkembang, maka kesempatan pun selalu ada. Kualitas animasi semakin baik setiap tahunnya. Untuk mengembangkan dunia animasi di Indonesia maka harus berhubungan dengan infrastruktur industri animasinya.
Bagaimana dengan tanggapan orangtua mengenai kariernya ? Awalnya mereka ragu, karena pada saat itu bidang animasi masih lumayan langka di Indonesia. Meski kini sibuk, tapi Rini selalu meluangkan waktunya untuk keluarga. Ia memang sering kerja lembur, bahkan kadang sampai 14-16 jam sehari. Namun, meski mengatur waktunya agak susah, sebisa mungkin Rini tetap berusaha untuk tidak bekerjaover time atau di weekend. Karena akhir pekan waktunya family time. Pekerjaan ini memang kadang membuatnya jenuh. Untuk menghilangkan kejenuhan dan menjaga kondisi tubuh, Rini memilih berolahraga. Olahraga yang dipilih Rini dan dan suami adalah berlari dan mendaki gunung. Bahkan saking cintanya ada olahraga ini, keduanya melangsungkan pernikahan di sebuah gunung di kawasan Queenstown, Selandia Baru. Mereka menaiki helikopter ke glacier Aspiring National Park dan menikah di sana. Rini sendiri sudah mendaki beberapa gunung seperti Kilimanjaro dan Mont Blanc.
Pesan Rini terutama kepada sesama animator adalah untuk tidak pernah putus asa dalam menggapai cita-cita. “Never give up. Kalau memang ada perusahaan yang animator-animator Indonesian mau tembus, pelajarin tipe animasi mereka dan buat animasi yang seperti tipe yang mereka kerjakan. Lama-lama akan terbuka peluangnya.”
Berikut sosok Rini Sugianto dan karyanya :

    
           









     





1 komentar:

  1. Ti 89 Titanium Calculator | TITanium-ART
    Ti apple watch titanium vs aluminum 89 titanium sheets TI89 Titanium Calculator tungsten titanium is a calculator that is able to calculate titanium aftershokz odds of nano titanium flat iron winning in a number of ways. The Ti89 is a numerical

    BalasHapus